Profil Desa Kroyolor
Ketahui informasi secara rinci Desa Kroyolor mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Kroyolor, Kecamatan Kemiri, Purworejo. Mengungkap sinergi ekonomi unik antara industri batu bata merah tradisional dan budidaya jahe serta empon-empon di lanskap perbukitan utara yang subur namun penuh tantangan.
-
Ekonomi Ganda yang Unik
Desa Kroyolor memiliki pilar ekonomi ganda yang khas, yakni industri batu bata merah tradisional yang padat karya dan sektor pertanian dataran tinggi yang berfokus pada budidaya rimpang bernilai tinggi seperti jahe.
-
Karakteristik Desa Dataran Tinggi
Berlokasi di perbukitan utara Kecamatan Kemiri, desa ini memiliki sumber daya alam spesifik (tanah liat dan jenis tanah tegalan) serta menghadapi tantangan khas dataran tinggi seperti akses air bersih dan infrastruktur jalan.
-
Resiliensi dan Semangat Wirausaha
Masyarakatnya menunjukkan daya tahan dan semangat kewirausahaan yang tinggi dalam mengubah tantangan lingkungan menjadi peluang ekonomi yang menopang kehidupan desa.
Terletak di gugusan perbukitan utara Kecamatan Kemiri, Kabupaten Purworejo, Desa Kroyolor menampilkan sebuah potret desa yang tangguh dengan identitas ekonomi yang sangat unik. Jauh dari citra desa agraris biasa, Kroyolor membangun fondasi kesejahteraannya di atas dua pilar yang kontras namun sinergis: panasnya api di tungku pembakaran batu bata dan sejuknya tanah yang menumbuhkan rimpang-rimpang beraroma khas. Desa ini adalah simfoni dari tanah liat dan rimpang, sebuah bukti nyata bagaimana masyarakat pedesaan mampu beradaptasi dan berinovasi dengan sumber daya yang diberikan alam.Nama "Kroyolor", yang berasal dari kata "Kroyo" dan "Lor" (Utara), menandakan posisinya di bagian utara dari sebuah kesatuan wilayah historis. Namun identitasnya kini lebih dibentuk oleh denyut aktivitas ekonomi warganya yang ulet. Profil ini akan mengupas secara mendalam bagaimana Desa Kroyolor mengubah tanah perbukitan menjadi sumber kehidupan yang berkelanjutan, menghadapi tantangan dataran tinggi dengan penuh resiliensi.
Geografi Perbukitan dan Karakteristik Wilayah Utara
Desa Kroyolor secara geografis menempati wilayah perbukitan di bagian utara Kecamatan Kemiri. Topografinya yang bergelombang dengan lereng-lereng landai hingga curam menjadi pemandangan dominan. Kondisi ini secara langsung memengaruhi pola pemanfaatan lahan, di mana sawah irigasi sulit ditemukan dan sebagai gantinya terhampar lahan pertanian kering (tegalan), kebun campuran, dan hutan rakyat.Batas-batas wilayah Desa Kroyolor secara administratif adalah sebagai berikut:
Berbatasan dengan Desa Purbayan
Berbatasan dengan Desa Wonosuko
Berbatasan dengan Desa Kalimeneng dan Desa Paitan
Berbatasan dengan Desa Paitan
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam "Kecamatan Kemiri dalam Angka 2025", Desa Kroyolor memiliki luas wilayah 2,34 kilometer persegi. Dengan proyeksi jumlah penduduk mencapai 1.950 jiwa pada tahun 2025, desa ini memiliki tingkat kepadatan sekitar 833 jiwa per kilometer persegi. Karakteristik geografis ini tidak hanya membentuk lanskap fisik, tetapi juga menempa karakter ekonomi dan sosial masyarakatnya.
Sejarah Pemukiman dan Identitas "Kroyolor"
Nama "Kroyolor" menunjukkan bahwa desa ini merupakan bagian utara dari entitas yang lebih besar, yaitu "Kroyo", yang kemungkinan memiliki pasangan "Kroyokidul" (Kroyo Selatan) di masa lalu atau saat ini. Sejarah pemukiman di wilayah ini erat kaitannya dengan kemampuan para leluhur untuk beradaptasi dengan lingkungan perbukitan. Mereka mengembangkan sistem pertanian lahan kering yang tahan terhadap kondisi air terbatas dan memanfaatkan sumber daya alam lain yang melimpah, seperti tanah liat dan kayu.Pemerintahan Desa Kroyolor, yang dipimpin oleh seorang Kepala Desa beserta jajarannya, memegang peran sentral dalam menavigasi tantangan pembangunan di dataran tinggi. Prioritas pembangunan seringkali terfokus pada isu-isu vital seperti peningkatan akses jalan, penyediaan sarana air bersih, dan program pemberdayaan ekonomi yang sesuai dengan potensi lokal.
Dua Pilar Ekonomi: Industri Batu Bata dan Pertanian Rimpang
Keunikan Desa Kroyolor terletak pada dua pilar ekonominya yang seolah berasal dari dua dunia berbeda namun saling melengkapi.Pilar pertama adalah denyut industri batu bata merah tradisional. Di berbagai sudut desa, pemandangan tungku pembakaran (tobong) menjadi ciri khas. Sebagian besar warga, terutama kaum laki-laki, menggantungkan hidupnya pada industri padat karya ini. Prosesnya dimulai dari penggalian tanah liat berkualitas dari perbukitan, pencetakan manual, penjemuran di bawah terik matahari, hingga proses pembakaran selama berhari-hari yang mengubah tanah menjadi material bangunan kokoh. Industri ini tidak hanya menyerap tenaga kerja lokal secara signifikan tetapi juga menjadikan Kroyolor sebagai salah satu pemasok batu bata penting untuk kebutuhan konstruksi di wilayah Kemiri dan sekitarnya.Pilar kedua adalah budidaya jahe dan empon-empon bernilai tinggi. Tanah tegalan di perbukitan Kroyolor ternyata sangat cocok untuk pengembangan tanaman jenis rimpang (rhizoma). Para petani, yang banyak di antaranya adalah kaum perempuan, dengan tekun membudidayakan berbagai jenis jahe (seperti Jahe Emprit dan Jahe Gajah), kunyit, kencur, dan temulawak. Komoditas ini memiliki permintaan pasar yang stabil, baik untuk bumbu dapur, bahan baku industri jamu (obat herbal tradisional), maupun untuk diekspor. Pertanian rimpang ini menjadi penyeimbang ekonomi, memberikan pendapatan yang tidak kalah pentingnya dari industri batu bata.
Tantangan dan Inovasi di Dataran Tinggi
Kehidupan di dataran tinggi bukannya tanpa tantangan. Isu yang paling krusial bagi Desa Kroyolor adalah manajemen sumber daya air. Saat musim kemarau panjang, beberapa wilayah di desa mengalami kesulitan mendapatkan air bersih. Untuk mengatasi ini, masyarakat secara gotong royong melindungi sumber-sumber mata air yang ada dan aktif berpartisipasi dalam program pemerintah seperti PAMSIMAS (Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat) untuk membangun sistem perpipaan.Tantangan lainnya adalah akses infrastruktur. Jalanan yang menanjak dan berliku membutuhkan perawatan ekstra agar tetap layak dilalui, terutama oleh kendaraan berat yang mengangkut batu bata. Program dana desa seringkali diprioritaskan untuk perkerasan jalan dengan cor beton guna memastikan kelancaran roda perekonomian desa.
Kehidupan Sosial dan Semangat Kewirausahaan
Masyarakat Desa Kroyolor dikenal memiliki etos kerja yang tinggi dan semangat kewirausahaan yang kuat. Mereka tidak pasrah pada kondisi alam, melainkan secara kreatif mengubahnya menjadi peluang. Sinergi antara "kaum bapak" yang bekerja di sektor batu bata dan "kaum ibu" yang banyak berkecimpung di pertanian rimpang menciptakan model ketahanan ekonomi keluarga yang solid.Kelompok Tani dan kelompok perajin menjadi wadah bagi warga untuk saling belajar, berbagi informasi, dan mengakses bantuan. Semangat gotong royong masih sangat kental, terutama dalam proses pembangunan fasilitas umum atau saat membantu tetangga yang sedang dalam proses produksi batu bata.
Penutup: Desa Tangguh dari Tanah dan Rimpang
Desa Kroyolor adalah manifestasi dari ketangguhan dan kreativitas masyarakat perbukitan. Desa ini telah membuktikan bahwa keterbatasan geografis dapat diatasi dengan inovasi dan kerja keras, melahirkan model ekonomi ganda yang unik dan berdaya. Sinergi antara industri batu bata yang maskulin dan pertanian rimpang yang feminin menciptakan sebuah harmoni ekonomi yang menopang kehidupan desa.Masa depan Desa Kroyolor terletak pada upaya peningkatan nilai tambah dan keberlanjutan. Di sektor batu bata, inovasi pada efisiensi tungku pembakaran untuk mengurangi penggunaan kayu bakar menjadi sebuah keniscayaan. Sementara di sektor pertanian, pengembangan produk olahan seperti bubuk jahe instan atau minuman herbal kemasan dapat membuka pasar baru dan meningkatkan pendapatan petani secara signifikan. Dengan semangat juang yang telah teruji, Desa Kroyolor siap untuk terus membentuk masa depannya, sekokoh batu bata dan sekaya aroma rimpangnya.
